Kakakku Mungil Sekali

Si kakak punya ukuran tubuh, pakaian, dan sepatu lebih kecil dari kita. Bikin gemas dan selalu terlihat imut. Nggak tega untuk melawan keinginannya. Jadi, makin tambah sayang. Tapi, ada sisi nggak enaknya punya kakak yang terlalu petite. Apa ya, kira-kira?

Punya adik dadakan
Setiap jalan bareng si kakak, pasti dikira membawa adik yang masih duduk di bangku SMP. Padahal, si kakak sudah kuliah. Ada yang bilang wajah kita terlihat lebih tua dan si kakak awet muda. Jadi bete karena dibanding-bandingkan. Padahal, tanggapan seperti itu disebabkan tubuh kita jauh lebih tinggi.

Nggak bisa tukaran baju
Tiba-tiba dadakan memerlukan black dress untuk ke pesta ultah cewek terkeren di sekolah. Mau pinjam kakak, tapi nggak seukuran. Mau membeli baru, nggak punya uang. Terpaksa deh, harus pinjam sobat dekat atau melihat-lihat isi lemari mama. Andaikan aku dan kakak bisa saling tukar outfit. Pasti, lebih seru.

Sering disalahkan
Baru pulang hangout di pantai, si kakak langsung terserang demam. Kita langsung khawatir bukan main dan mulai mencarikan obat. Namun, mama-papa jadi marah sama kita. Katanya, nggak menjaga si kakak dengan baik. Terlalu asyik bermain di pantai sendiri. Nggak perhatian kalau si kakak sedang flu. Biasanya, seorang adik yang dijaga oleh kakaknya. Kali ini, kebalikannya.

Timbul rasa nggak tega
Si kakak sering menyuruh ini-itu. Terkadang, permintaannya membuat kita sebal. Tapi, ketika melihat wajahnya, langsung timbul perasaan nggak tega. Rasa-rasanya si kakak terlalu rapuh dan bisa sedih kalau kita tolak permintaannya. Tapi, lama-kelamaan si kakak jadi manja serta pemalas, ya. Coba deh, sekali-kali menolak keinginannya.