CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 04 Desember 2011

Dia Memilih Sobatku

Kebayang nggak sih, kalau gebetan yang kita taksir selama ini ternyata naksir sobat juga? Atau, mantan kita jadian sama salah satu sobat kita? Duh, nightmare banget! Kesal, kecewa, sedih semuanya jadi satu.

Tapi, di sisi lain, kita juga nggak pengin persahabatan sampai merenggang. Well, cobaan model begini memang susah-susah gampang buat dihadapi. Asal tahu triknya, kita bisa kok, menghadapi ini dengan lapang dada.
  • Segera hapus perasaan kecewa karena bukan kita yang mendapatkan gebetan. Kalau dibiarkan, perasaan ini bisa berkembang jadi ego yang merasa kalau kita sebenarnya “kalah” saingan sama sobat.  
  • Tahan diri untuk membandingkan kelebihan kita dan sobat. Ini murni masalah perasaan saja, kok. Kalau terus membandingkan, bisa-bisa kita jadi minder sendiri. Nggak mau, kan?  
  • Nggak semua cerita gebetan mesti kita dengar. Kalau kita lagi nggak mood atau sibuk, bilang baik-baik saja ke dia.
  • “Ditolak” gebetan artinya ini saatnya mencari gebetan baru yang lebih keren. Hehehe.. Tenang, masih banyak cowok di luar sana!
  • Perasaan nggak rela ini asalnya dari rasa pernah memiliki yang ternyata belum hilang. Nah, daripada tersiksa sendiri, mendingan buang jauh-jauh perasaan itu. Karena kenyataannya, mantan sekarang adalah milik sobat.
  • Untuk sementara, coba deh cari teman “pengganti.” Saat masih belum menerima keadaan, kadang kita enggan berdekatan sama sobat. It's normal. Tapi, hubungan baik sama sobat tetap harus dijaga, dong.
Setelah keadaan membaik, coba deh, buat mendekati sobat dan mantan lagi. Mulai saja dari yang sederhana seperti ke kantin bareng atau nongkrong sama teman-teman lainnya pulang sekolah. Temenan bertiga, asyik juga, kok!

Awas, Miss Kutu Loncat

Sobat kita berpindah ke lain hati alias punya sobat lain dan ninggalin kita begitu saja? HUAAAAA..!!!
Pernah nggak mengalami kejadian seperti itu? Sudah berusaha baik sama teman, ternyata kita malah ditinggalkan dan disakiti pula. Kalau mengutip peribahasa, ini sih “air susu dibalas air tuba”!
 
Sebenarnya, siapa sih yang termasuk “kutu loncat” itu? Terus, ciri-cirinya apa saja?
  • “Kutu Loncat” adalah sebutan buat seseorang yang senang meninggalkan teman, tanpa alasan jelas. Pokoknya, tiba-tiba orang ini menghilang dari kita, dan ketika muncul sudah bersama teman barunya.
  •     Oknum “kutu” biasanya terlihat supel dan mudah bergaul. Itulah yang membuat dia mudah diterima lingkungan baru.
  •     Ciri-ciri lain yang mudah dikenali adalah, Miss Kutu suka membicarakan orang lain. Dia tampak hafal sekali siapa saja yang pelit, sombong atau genit, padahal sebenarnya dia lagi ngomongin para korbannya sebelum kita.
  •     Lama kelamaan, seorang “kutu loncat” terkesan seperti parasit. Hafalkan pola pendekatannya, misalnya mendadak manis demi bisa sekelompok dengan kita pada ujian Fisika, atau memuji-muji dress baru kita biar bisa dipinjam olehnya. Makanya, hati-hati bila mendadak ada teman yang baik banget sama kita. Apalagi kalau sebelumnya nggak terlalu dekat, tapi dalam sekejap menjadi super ramah dan perhatian. Kalau aneh begini, bisa jadi ada maunya tuh.

Ada berikut ada beberapa trik ampuh yang bisa kita lakukan untuk menangkis aksi oknum “kutu”, yaitu:
  • Sebaiknya, jangan terlalu cepat membuka diri ke orang yang tiba-tiba mendekati kita untuk berteman. Bukannya berprasangka buruk, tapi  ini artinya kita waspada.
  •     Jangan mau terus-terusan dimanfaatkan oleh oknum “kutu”. Boleh kok menolak permintaan dia nebeng, dengan alasan kita harus jemput mama di kantor. Atau menolak meminjamkan uang, dengan bilang uang kita pas-pasan.
  •     Risiko bertindak sedikit keras begini pada Miss Kutu, adalah dia akan menjauh. Hal ini bisa dijadikan alasannya untuk meninggalkan kita, karena kita sudah nggak bisa dimanfaatkan. Tapi itu lebih baik, kan? Buat apa berteman kalau nggak tulus?
  •     Saat dia tiba-tiba menghilang atau nyuekin kita tanpa sebab, bisa jadi dia  mulai “meloncat”. Boleh kok kalau mau SMS langsung, misalnya, “Kok gue dicuekin, sih? Punya teman baru, ya? Hehehe..” Menyindir tapi secara halus.
    Kalau Miss Kutu ngomongin kita di belakang, ajak dia bicara empat mata. Jelaskan baik-baik bahwa kita mendengar gosip nggak enak yang konon berasal dari dia. Terserah mau mengaku atau nggak, yang penting dia tahu kalau kita terganggu dengan tindakan itu.

Playboy Itu Naksir Aku

Siapa sih yang nggak senang ditaksir sama cowok ganteng? Tapi, gimana kalau si ganteng ini sekaligus punya reputasi playboy?


Selidiki Keseriusannya

Karena cowok yang naksir kita kalau ini punya reputasi yang kurang bagus, mau nggak mau kita harus melakukan beberapa “penelitian” dulu, nih, sebelum menanggapi rayuan dan ketertarikannya. Ayo, kita cek, apakah dia benar-benar suka atau hanya ingin menjadikan kita sebagai salah satu 'koleksi”-nya saja?


* Interogasi Orang-orang Terdekat. Karena nggak mungkin kalau kita bertanya langsung tentang keseriusannya kepada si playboy, maka saatnya kita dekati orang terdekatnya. Coba deh untuk mulai main bareng sobat atau mungkin salah satu anggota keluarganya. Dari merekalah kita cari info apakah si playboy itu naksir beneran atau hanya main-main saja. Harus pintar-pintar memancing, nih, supaya mereka mau buka mulut.

    

* Perhatikan Gerak-geriknya. Lihat tingkah lakunya. Kalau dia masih sering flirting dengan cewek-cewek lain, berarti dia belum berubah dan nggak serius nih sama kita. Tapi, kalau dia malah terus asyik meluangkan waktunya bareng kita,  atau pun sobat-sobatnya, sepertinya dia bisa mulai kita anggap serius nih. Jangan lupa, cek juga jadwal weekend-nya. Kalau malam Minggu nggak pernah ngajak kita pergi, bisa jadi kita cuma cadangan, nih.  

    

* Nilai Perjuangannya. Serius nggaknya seorang cowok dalam pedekate bisa dilihat dari seberapa besar usahanya untuk mendapatkan kita. Mulai dari seberapa sering dia menelpon, SMS atau pun seberapa besar perhatian dan pengorbanannya untuk kita. Tapi, karena kali ini kita menghadapai cowok “luar biasa”, yang memang sudah ahli dalam hal pedekate, kita harus lebih waspada nih menanggapi perhatiannya. Jangan sampai kita mudah terlena dan nggak ada salahnya kok kalau kita sedikit jual mahal.

    

* Temukan Ketulusannya. Hm... kalau soal tulus atau nggak, GADIS nggak bisa ngasih tahu nih, bagaimana cara membedakannya. Karena hanya diri kita sendiri yang bisa merasakan apakah seorang cowok itu tulus atau nggak sama kita. Tapi, banyak orang yang bilang kalau kita bisa melihat ketulusan seseorang dari mata dan caranya berbicara. Jadi, coba deh sedikit lebih peka!



Tentukan Hati dan Bertindak!

Nah, setelah kita selesai melakukan penelitian kecil tentang si playboy ini, sekarang saatnya ambil tindakan.  


* Suka = Lindungi Hati. Namanya juga perasaan, memang paling susah diatur. Walaupun kita sudah tahu kalau dia playboy, kita tetap saja suka dan menerimanya. Nggak usah panik, takut, apalagi menyebut diri sendiri bodoh. Nggak ada salahnya,kok suka dan sayang sama seseorang. Yang penting, kita harus pintar-pintar menjaga diri. Kita harus selalu ingat kalau selalu ada kemungkinan si playboy ini kembali ke kebiasaan lamanya yang bisa menyakiti kita. Nah, jalani hubungan dengan tetap melindungi hati kita sepertinya keputusan yang bijaksana, deh.

    

* Nggak Suka = Tolak dengan Halus. Kalau kita nggak suka sama si playboy ini, bukan berarti kita bisa bersikap seenaknya atau malah kasar sama dia. Kita kan cewek pintar “berkelas” yang pastinya masih mengenal sopan santun. Jadi, menolaknya dengan halus juga nggak akan merugikan kita kok. Kalau nggak mau pacaran dengan si playboy,  berteman saja juga nggak ada salahnya,kan?

Rambu PDA di Internet

Dengan semakin meluasnya penggunaan internet dan situs social networking (misalnya Facebook dan Twitter), bikin kita makin gampang buat ngungkapin rasa kangen atau menunjukkan kemesraan kita bareng pacar.

Eiitss, ingat! Yang bisa mengakses segala informasi di jaringan sosial nggak hanya kita berdua pacar, lho. Jangan sampai status, wall, atau tweets kita dan pacar menimbulkan gosip nggak enak. So, cobalah untuk lebih bijak ber-PDA di dunia maya:
  • Jangan meng-upload foto-foto mesra supaya nggak disalahgunakan. Apalagi kalau foto tersebut ber-setting tempat “berbahaya”, misalnya, foto berdua di kamar. Dengan begitu, kita juga menyelamatkan diri sendiri dari predikat “cewek gampangan”.
  • Seandainya keukeuh pengin meng-upload foto tersebut, pasang setting agar hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihatnya.
Jangan mem-posting status yang kontroversial. Ya, kalau cuma status seperti, “Aku sayang banget sama pacar. Miss you, babe! Mmuah…”, itu sih nggak masalah. Tapi, hindarilah berbalas status yang mengumbar kemesraan kita berdua ke publik. Misalnya kita menulis, “Duh, kok lama banget sih bel pulang sekolah? Pengin berduaan Ayank-ku,nih!” Lalu dia me-reply, “ Bentar lagi ya, babe. Miss you..” Oooh, nooo! Obrolan semacam ini lebih baik dilakukan lewat jalur private, seperti SMS. Jangan sampai orang lain jadi jengah melihat pembicaraan kita dan pacar.

Sobat Jadi Penyelamat

Selain buat teman yang bisa diajak senang-senang, hunting barang unik di toko kecil, ngegebet cowok keren di tim basket sekolah lawan, tempat curhat 24/7 tentang apa saja, fungsi seorang sobat pun bisa jadi penyelamat paling top buat kita di mata ortu nih.

Bagian dari keluarga
Bukan cuma sekadar punya hubungan yang dekat sama kita, sebaiknya sobat kita pun bisa dekat dengan ortu, kakak, adik atau penghuni rumah yang lainnya. Jangan cuma jemput kamu buat main dan langsung pergi lagi, tapi kamu juga bisa ngajak sobat buat makan bareng sama ortu, main di rumah, tanding play station bareng adik kamu. Pokoknya, jadikan sobat kamu bagian dari keluarga kamu. Kalau sobat kamu adalah orang yang spesial buat kamu, berarti dia juga harus bisa dekat dengan keluarga kamu yang nggak kalah spesialnya.

Keuntungannya
Punya sobat yang bisa dekat dengan keluarga kita, jelas bisa mendatangkan keuntungan tersendiri buat kita lho.
  • Punya orang kepercayaan ortu. Berhubung ortu sudah tahu dan kenal siapa sobat kita, jadi  aman deh, kalau kita mau minta izin pulang agak malam, hehehe.
  • Menghindari masalah. Keakraban sobat dan keluarga, terutama ortu, bisa membantu membuka mata ortu tentang kehidupan yang kita jalani. Dengan ortu lebih kenal dunia kita, kemungkinan untuk berantem lebih kecil.
  • Ada penengah. Kalau lagi ribut sama ortu, sobat bisa jadi penengah kita. Minimal ortu pun bisa bertanya ke sobat kamu, dan begitupun sobat kamu bisa menjelaskan dengan netral tentang sikap dan keinginan kamu.
  • Alarm hidup. Sobat yang akrab sama ortu, sudah pasti hafal banget aturan di rumah kita. Jadi, kalau ketemu sama kondisi yang bahaya, sobat bisa mengingatkan kita, deh.
Bisa makin kompak. Karena sudah diterima di rumah, otomatis pertemanan kita dan sobat bisa lebih nyaman. Dia nggak akan sungkan lagi buat main ke rumah, karena sudah dianggap seperti rumah sendiri.

Awas Kebablasan!

Meskipun saat jatuh cinta segalanya terasa indah, kita nggak boleh larut terlalu jauh, lho. Banyak orang, terutama remaja, jadi berubah banget saat jatuh cinta.
Kita jadi lupa sama prioritas kita sendiri. Biar jatuh cinta nggak menimbulkan masalah di kemudian hari, kita harus tetap berusaha buat ‘menapak di bumi’.

Waspada deh saat kita:
  • Jadi jauh sama teman-teman karena selalu bareng pacar. Bahkan kita sampai nggak tahu lagi peristiwa penting yang terjadi sama teman kita.
  • Orang rumah mulai protes karena kita terlalu sering mengurung diri di kamar, atau malah nggak pernah pulang karena sibuk pacaran.
  • Nilai pelajaran menurun.
  • Kita jadi berantem sama orang-orang terdekat karena mereka nggak suka sama pacar. Kita bahkan jadi berani melawan mama.
Sebelum kamu diprotes banyak orang, mendingan kamu ‘sadar’ dulu deh ya. Pokoknya jangan sampai jatuh cinta merugikan diri sendiri.

Sobatku Sulit Berbagi

Mengintip Alasan Si Pelit
Sebelum mencap pelit sobat kita dan mengambil langkah seribu menjauh darinya, lebih baik kita cari tahu dulu alasan dia bersikap pelit. Bisa saja pikiran jelek kita tentang dia selama ini ternyata nggak benar, lho.
* Nggak Mau Berbagi. Alasan yang pertama tentu saja karena pada dasarnya sobat kita ini memang pelit. Hal ini bisa disebabkan karena dia nggak terbiasa untuk berbagi di lingkungan keluarganya. Misalnya, sobat kita ini adalah anak satu-satunya yang sangat dimanja sehingga dia menjadi egois.
* Nggak Bisa Berbagi. Kalau ternyata sobat kita bukan anak manja dan egois, berarti mungkin penyebabnya adalah keadaan yang membuat dia nggak bisa berbagi. Misalnya, uang jajan sobat hanya cukup untuk membeli semangkuk bakso. Jadi, dia nggak bisa membaginya dengan kita karena nanti dia akan kelaparan. Nah, kalau alasan sikap pelitnya karena ini, justru kita yang harus lebih mengerti dia , kan?

Berderma dengan Si Pelit
Kalau ternyata tingkat kepelitan sobat kita sudah pada taraf mengganggu banget sampai kita merasa sangat terganggu, berarti ini saatnya kita berbuat sesuatu untuk mengubah kebiasaan jeleknya ini:
* Sindiran halus. Menyindir sobat tiap kali dia mulai bersikap pelit bisa jadi awal yang bagus. Misalnya saja, dengan berkata, “Lo kok pelit banget sih, padahal kan rumahnya searah,” waktu dia menolak memberi tebengan pas pulang sekolah.

* Contoh yang tepat. Supaya sobat terbiasa untuk berbagi, kita juga harus memberi contoh untuk nggak pelit. Misalnya, waktu ada teman  yang  nggak punya ongkos pulang, kita nggak segan-segan memberi pinjaman buat dia.

* Bicara dari hati ke hati. Kalau dua cara tadi nggak berhasil mengurangi kadar kepelitannya, berarti sudah saatnya kita ngomong langsung nih ke si sobat. Tapi, ingat yah, bagaimana pun dia tetap sobat kita, jadi sudah seharusnya kita menjaga perasaan agar nggak sakit hati atau merasa dipojokkan.